Senin, 23 November 2009

Cerita 3

Tiga hal yang tak bisa lepas dari manusia adalah masa lalu,masa kini dan masa sekarang hidupnya. Ada sisi menarik ditesiap masa itu. Dan aku ingin sekali menuliskannya disini. Sekali lagi sekedar untuk dikenang.
Salah satu masa lalu terindah dalam hidupku adalah saat aku mulai menginjakkan kaki didunia pendidikan. Entah umur berapa aku sudah mulai masuk sekolah ditaman kanak-kanak. Ditaman kana-kanak inilah aku benar-benar merasa bahwa sekolah memang menyenangkan. Bagiamana tidak, aku bisa masuk sekolah sesukaku dan aku juga bisa tidak masuk sekolah sesukaku. Jika sedang mood pagi betul aku sudah mandi dan bersiap-siap untuk berangkat. Mengenakan seragam hijau putih, dengan celana pendek warna hijau dan kemeja warna putih dibalkut rompi warna hijau. Indah dan tampan betul aku dengan seragam itu.
Disekolah yang letaknya tak jauh dari rumahku, sering aku betindak sebagai pemimpin doa sebelum masuk. Kami semua membentuk dua baris didepan pintu, putra dalam satu baris dan putrid dalam baris yang lain. Ku siapkan mereka dan kemudian ku pimpin berdoa yang kemudian diikuti serentak oleh mereka, teman sekelasku. Didalam kelas seperti layaknya sekolah pada umumnya kami mendapatkan berbagai macam pelajaran. Mulai dari bernyanyi sampai bermain. Aktivitas ini hampir setiap hari kami lakukan.
Jika waktu istirahat tiba ada dua hal yang aku lakukan, jajan disekolah atau pulang untuk makan jika tidak punya uang saku. Namun ada satu lagi aktivitas tambahan yang juga sangat ku nikmati saat istirahat yakni menggoda teman sekelasku yang cengeng. Dia seorang laki-laki tapi rasa takutnya yang berlebihan membuatnya Nampak seperti wanita. Hal inilah yang membuatku tertarik untuk terus menggodanya. Kau tahu apa yang ku lakukan padanya?
Pertama, aku akan meminta jajanan yang dia pegang dan permintaan ini selalu dikabulkan. Bersama saudaraku laki-laki aku seakan menjadi penguasa dunia kecil ditaman kanak-kanak. Karena setiap anak yang penakut pasti aku ganggu dan mintai apa saja yang dia punya termasuk uang saku. Hamper setiap hari aku memita jatah lima ratus rupiah sama anak penakut itu. Jika yang dia berikan kurang dari lima ratus pasti aku mencubit tangan dia. Selalu. Dan pasti selalu. Namun dengan satu syarat, janagn pernah menangis jika ku cubit. Itu yang aku katakana sama dia. Aku benar-benar menjadi penguasa saat itu.
Kedua jika aku sudah jenuh dengan jajanan yang dia pegang maka dengan tanpa alas an aku bersama saudaraku meminta satu cubitan ditangannya. Dan permintaan ini tidak boleh dia tolak. Jika ia menolak maka aku akan mencubit lebih keras lagi pada tangannya.
Dan itu terus berlanjut sampai pada satu ketika salah satu temanku muncul sebagai pahlawan…………

Apa bedanya Present Perfect Tense dengan Simple Past?

Pertanyaan ini mungkin sering muncul dibenak anda saat mempelajari tense dalam bahasa inggris. Wajar saja karena bahasa kita hanya mengenal tiga perbedaan waktu yakni kemarin (Past) sekarang (Present) dan esok (Future). Lebih mudahnya silahkan amati contoh kalimat berikut:
1. Esy ate fried chicken. (Esy makan ayam goreng)
2. Esy have eaten fried chicken. (Esy telah makan ayam goreng)
Kalimat 1 adalah contoh kalimat Simple Past. Sedangkan kalimat 2 adalah contoh kalimat Present Perfect tense. Pada kalimat 1, si penutur (orang yang mengucapkan kalimat) hanya bermaksud menginformasikan bahwa Esy, entah dulu atau kemarin makan ayam goreng. Disini tidak dibicarakan apakah Esy sudah selesai makan atau belum. Hanya ada informasi bahwa Esy (pernah) makan ayam goreng.
Berbeda dengan kalimat 2, disana si penutur menginformasikan bahwa Esy sudah selesai makan ayam goreng. Asumsi yang muncul dari kalimat tersebut Esy akan melakukan aktifitas selanjutnya setelah makan ayam goreng, entah minum, duduk-duduk atau mungkin langsung cuci piring. Atau bisa juga Esy langsung tidur setelah makan ayam goreng.
Point perbedaan antara dua kalimat diatas adalah:
a. Kalimat 1 hanya memberi informasi aktifitas apa yang (pernah) dilakukan Esy. Disana tidak dijelaskan apakah Esy sudah selesai atau masih makan ayam goreng. Aktifitas itu terjadi sebelum kalimat diucapkan (bisa tadi pagi, semalam, kemarin, dll)
b. Kalimat 2 selain menginformasikan aktifitas Esy (saat kalimat diucapkan) juga ada penjelasan bahwa Esy sudah selesai makan ayam gorengnya. Aktifitas itu terjadi saat kalimat diucapakan dan sudah selesai saat itu juga.
Begitulah perbedaan antara Present Perfect Tense dengan Simple Past.
Semoga bermanfaat
Selamat berselancar disamudera maya…………………..

Rabu, 18 November 2009

Apa sih Kalimat Nominal? Apa bedanya dengan Kalimat Verbal?

Apa sih Kalimat Nominal?
Apa bedanya dengan Kalimat Verbal?
Anda tentu pernah denger tentang Kalimat Nominal dan Kalimat Verbal. Seperti apa sih Kalimat nominal dan Kalimat Verbal? Apa juga perbedaannya? Lebih jelasnya, simak contoh kalimat berikut:
1. Sodik is handsome. (Sodik tampan)
2. Sodik has been in Jogjakarta for 6 months. (Sodik sudah berada di Jogjakarta selama 6 bulan)
Kalimat diatas (1 dan 2) adalah contoh kalimat nominal. Bandingkan dengan kalimat berikut:
3. Esy loves her boy friend. (Esy mencintai kekasihnya)
4. Esy is listening to the music. (Esy sedang mendengarkan music)
Kalimat 3 dan 4 merupakan contoh kalimat verbal. Sudahkah anda bias membedakannya? Jika belum simak penjelasan berikut.
Ordinary verb* kalimat 1 adalah is (to be). Sedangkan ordinary verb kalimat 2 adalah been (to be bentuk ketiga). Setiap kalimat dengan ordinary verb to be disebut dengan kalimat nominal.
Berbeda dengan kalimat 3 ordinary verb-nya berupa loves (bukan to be). Dan kalimat 4 ordinary verb-nya berupa listening (bukan to be). is dalam kalimat 4 bukan ordinary melainkan auxiliary verb. Kemunculan is dalam kalimat tersebut hanya untuk membantu verb-ing (listening) muncul. Tanpa is (to be) Ving tidak bias muncul dalam kalimat.
Setiap kalimat dengan ordinary verb selain to be digolongkan dalam verbal sentence atau kalimat verbal.
Note:
*) penjelasan ordinary verb dan auxiliary verb bias anda lihat dalam topic ordinary verb dan auxiliary verb.

Sepenggal kisah Lani

Seisi kampung dibikin gentar pagi itu oleh suatu kejadian aneh. Seorang wanita yang ditemukan tergantung di sebuah pohon dekat gubuk pak Mahmud. Wanita yang tak asing bagi mereka. Wanita yang pendiam, perenung, dan taat beribadah.
Hidup memang sebuah kumpulan warna yang saling menghiasi satu dengan lainnya. Hitam, putih, hijau, kuning, dan merah. Meskipun mereka berbeda satu sama lain tapi justru perbedaan itulah yang membuat mereka nampak ada. Putih tak akan menjadi putih jika tak ada hitam. Begitupun yang lain. Seperti kehidupan tak akan disebut sempurna tanpa pernah melewati dan merasakan semuanya.
Lani, remaja belasan tahun yang baru saja menginjakkan kakinya disebuah perguruan tinggi swasta memang cantik. Pintar juga. Banyak yang bilang seperti itu. Termasuk aku. Namun ada yang kurang dalam dirinya. Sepanjang hidupnya, dari kecil hingga dewasa, dia tidak pernah merasakan maninsnya masa muda dengan berpacaran. Tak pernah ia mendapat sapaan sayang dari seorang lelaki seperti yang biasa ia dengar dari kekasih kawan-kawannya. Entah karena sebuah prinsip atau bukan tapi yang jelas aku sering mendengarnya kalau dia ingin punya pacar. Ingin sekali merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang kekasih bagi seorang kekasih. ingin tahu rasanya ciuman, pelukan, atau sekedar bergandengan tangan. Selama ini ia merasa hanya hitam dan putih hidup yang memeluknya. Ia ingin sekali mengerti hidup dan memahami arti hidup yang tidak hanya terdiri dari dua warna. Hitam dan putih.
“Namaku Agus.” Seorang pria mengawali perkenalan sewaktu Lani sedang menunggu bus kampus. Lani menjabat tangannya dengan lembut dan memperkenalkan diri. Perbincangan pun berlangsung. Sepanjang perjalanan di dalam bus tak henti-hentinya mereka ngobrol. mulai dari topik perkuliahan sampai pada masalah politik yang tak pernah usai untuk diperbincangkan. Maklum Agus adalah anak hukum. Maksudnya mahasiswa yang ambil fakultas hukum. Tak heran jika ia senang berbicara tentang politik. Lain halnya dengan Lani yang ambil jurusan ekonomi. Jurusan yang banyak menghasilkan duit. Tentunya bagi kampus yang membuka jurusan itu bukan mahasiswanya. Dari dulu mahasiswa yang kuliah di jurusan ekonomi banyak yang nganggur. Padahal untuk bisa menyelesaikannya butuh biaya yang tidak sedikit. Untuk uang gedung saja bisa berjuta-juta. Belum uang kos dan biaya makan yang jika di kalkulasi dari awal kuliah sampai wisuda bisa buat beli es dawet untuk orang sekampung.
Dua minggu bukanlah waktu yang lama untuk saling mengerti satu dengan yang lain. Tapi Lani menjawab setuju ketika Agus meminta untuk menjadi pacarnya. Mungkin karena Lani memang sudah lama mendambakan seorang kasih. Atau justru agus yang pandai merayu wanita. Atau mungkin kedua-duanya aku tak tahu. Yang jelas mereka berdua sering jalan bareng. Tiap malam minggu jam enam sore Agus sudah rapi menunggu Lani di teras depan. Entah apa yang mereka lakukan diluar sana jam dua belas malam biasanya Lani baru pulang. Setelah sedikit gombal dan ciuman mesra Agus langsung menarik kencang motornya pulang takut kalau-kalau nanti kepergok warga yang sedang ronda. Aku hanya diam melihat dari balik korden kamar sambil menikmati malam minggu yang sunyi.
Pacaran memang mengasyikkan. Setidaknya itu yang aku dengar dari sebuah lagu. Dan sepertinya tidak salah. Aku melihat banyak perbedaan dalm diri Lani. Ia tak lagi suka melamun, merenung, berdiam diri dalam kamar. Ia tak lagi terlihat mengenakan kerudungnya untuk mengikuti pengajian rutin malam minggu. Ia pun tak lagi menghabiskan malam-malam panjang bersamaku untuk sekedar berbincang dan mengomentari sepasang kekasih yang lalu lalang didepan rumah.
Dua minggu bukanlah waktu yang lama untuk saling mengenal satu sama lain. Tapi Lani menjawab setuju ketika Agus mengajaknya menikah muda. Mungkin karena Lani sudah cinta mati sehingga bisa meyakinkan suara hatinya bahwa Agus adalah pilihan yang tepat. Mungkin juga karena Agus sudah ngebet sekali untuk bisa merasakan bagaimana nikmatnya tidur dengan lawan jenis. Tapi yang jelas Lani pernah bilang bahwa dirinya sudah pernah membuka bajunya didepan Agus. Dipematang sawah. Diantara bunyi jangkrik yang saling bersautan. Diatas gubug pak Mansur. Aku kaget mendengar penuturan Lani yang polos. Semudah itukah ia membuka baju didepan orang yang belum tentu menjadi suaminya?
Aku hanya diam dan bertingkah seolah tidak mengerti apa yang ia maksud. Aku juga diam ketika melihat tubuh Agus tenggelam diatas gubuk bersama Lani.
Dua minggu bukanlah waktu yang lama untuk bisa melupakan bayang-bayang Agus yang sudah terpatri didalam otak Lani. Agus yang dulu sering datang malam minggu kerumah Lani sekedar mengajak jalan-jalan. Agus yang dulu mengajaknya kawin muda. Agus yang dulu tenggelam di atas gubug pak Mansur bersamanya kini pergi meninggalkan Lani bersama wanita lain.
“Aku dijodohkan.” Ucap Agus ringan. Lani tidak menjawab atau berkomentar. Hanya deraian air mata dari kedua matanya yang sayu dan isak tangis yang terdengar. Lani tidak menyangka bahwa kisah cintanya bersama Agus akan berahir seperti ini setalah semuanya ia korbankan, termasuk keperawanannya.
Dua minggu bukanlah waktu yang lama. Dan Lani masih tak bisa melupakan Agus. Sulit memang melupakan sesuatu yang sulit dilupakan. Sulit memang untuk bisa menghilangkan suatu kenangan. Baik atau buruk akan tetap terkenang. Selamanya.
Dua minggu bukanlah waktu yang lama. Tapi lani kini sudah berubah. Renungan itu. Lamunan itu. Dan kesendirian dalam kamar kini kembali wemarnai hari-hari Lani yang tak lagi berwarna. Karena Agus warna itu kini hilang. Putih tampak putih. Meski hitam tiada.
Hari-hari yang hilang kini kembali. Tapi Lani yang hilang tergantung di pematang sawah, tempat dimana keperawanannya hilang tak akan pernah kembali. Lani telah membuktikan bahwa didunia ini masih ada orang yang benar-benar cinta mati. Cinta sampai mati. Disamping mayatnya yang tergantung dengan kain berwarna warni secarik kertas usang tergeletak. Tertulis sebait kalimat.
“Apapun adanya dirimu. Dimanamun kini dirimu. Aku akan tetap mencintaimu. Karena cintaku tak akan mati. Meski tubuh membawa pergi.”

Malam yang hening, 9 Juli 2007

Senin, 16 November 2009

Cerita 2

Sejak dilahirkan hingga masuk sekolah dasar aku tidak pernah mengenal listrik. Kampungku masih merasa nyaman dengan lampu petromas dan oncor (bamboo yang diberi kain dan minyak sebagai penerang). Pemerintah pada jaman itu juga tak mau mengenalkan listrik pada kampungku. Ustadku bilang karena kampung kami tidak satu idiologi. Beda warna bendera. Benda gambar dan sebagainya. Praktis aktivitas sehari-hari hanya mengandalkan lampu petromas dan oncor. Tiap sore sekitar jam lima, sudah jadi tugasku untuk ke warung dan membeli satu liter minyak tanah. Dirumah bapak sibuk menyiapkan lampu petromaknya. Setelah dipompa berkali-kali nampkak teranglah seisi rumahku.
Andai aku jadi presiden mungkin akan ku sematkan gelar pahlawan pada lampu petromak. Atau mungkin akan ku buatkan patung petromak terbesar di dunia untuk mengenang jasa-jasa baiknya. Karena dengan petromaklah segala aktivitas malam kami terbantu. Termasuk belajar. Jika menjelang ujian ahir catur wulan (sekarang semester) emak selalu membangunkanku jam 3 pagi untuk belajar. Tentu dengan bantuan petromak. Hingga adzan subuh terdengar aku baru selesai belajar persiapan ujian catur wulan.

Cerita 1

Namaku Ali, lengkapnya Ali Mahfud. Aku lahir pada tanggal 10 Mei seribu Sembilan ratus delapan puluh empat. Entah fenomena apa yang terjadi pada saat itu, orang tuaku bilang aku lahir saat gelap menjelang mahrib. Maka wajar adanya jika tubuhku terbalut oleh kulit yang serupa warna dengan suasana senja menuju malam. Gelap. Aku anak kelima dari enam bersaudara. Tiga kakakku wanita dan satu berkelamin sama sepertiku. Dia lah kakak tertuaku. Lalu siapa yang duduk dibangku nomer enam? Mustolih, bapak memberinya nama itu pada adikku satu-satunya. Dahulu, waktu aku masih belum mengerti betul untuk apa aku dilahirkan, aku pernah menangis. Sebuah tangis yang aku sendiri tak tahu artinya. Yang jelas pernah ku miliki seorang adik bernama Masduki. Dia adik yang tampan. Sungguh tampan. Untuk dialah tangisku persembahkan. Karena dialah aku terus menutup mata yang basah saat embahku memberi sebungkus plastik putih berisi permen.
“Wis, aja nangis bae ya.” Ucapnya pelan. Tapi aku terus menangis dan menangis. Pertemuan selalu diikuti dengan perpisahan. Tapi aku tak pernah bisa menerima hukum itu. Aku kehilangan dia, adikku yang tampan.
Masih ku ingat dengan jelas, bahkan hingga sekarang, saat Emak menggendonganya. Bertelanjang dada dia. Mulutnya tak pernah lepas dari air susu Emakku. Aku senang memutar kembali memori itu. Tapi aku sedih ketika tuhan memaksa untuk merelakannya.
Ada banyak jalan yang bisa membuat kita bahagia. Tapi hanya ada satu masa yang terus membuatku bahagia hingga kini. Masa kecil ku yang sederhana masih sedap untuk ku santap dalam memoriku. Kepergian Masduki memberi seikat berkah untukku. Ada yang selalu takut dengan kepergianku setelah kepergiannya. Ketakutan itu selalu muncul di wajah bapak dan emakku. Sering mereka mengungkapnya dengan membelikanku sebuah mainan terbuat dari besi yang dibeli dipasar loak.
“oleh-oleh dari Jakarta.” Ucap emakku.
Dahulu bapak memang sering pulang pergi ke Jakarta. Kadang tiga hari, kadang juga seminggu. Setiap kali ku tanya pada bapak, beliau selalu menjawab dengan jawaban sama. Arep golek duit katanya. Usiaku belum genap 5 tahun pada saat itu. Tapi pikiranku sudah mampu menjamah usia remajaku setiap kali jawaban itu muncul dari mulut bapak. Keadaan yang sulit membuatnya rela berpisah dengan keluarga untuk beberapa hari. Berbekal baju dua potong yang emak bungkus dengan Koran bekas, bapak dengan keyakinan tinggi berangkat ke Jakarta. Aku ingat apa yang bapak selalu kenakan setiap ke Jakarta. Kemeja putih yang lusuh dan berubah abu-abu karena sering dipakai, celana hitam dan peci hitam. Dengan senyum yang mengembang dari bibirnya, beliau selalu berkata padaku: “tak tukukna mobil-mobilan ya…” dan sejurus kemudian berlalu.
Bapak. Emak. Kalau saja kalian membaca tulisan ini suatu saat,,,,,,,,,

Simple present tense VS Present continuous tense

Banyak yang menganggap bahwa tense dalam bahasa inggris adalah monster yang sangat menakutkan. Andai kita bias memilih, mungkin kita semua punya satu suara bahwa untuk tidak bertemu tense dalam mempelajari bahasa inggris. Saying, pilihan kita Cuma satu yakni tidak bisa memilih (ini bukan sebenar-benar filsafat lho…… ^_^).
Ada 16 tense dalam bahasa inggris yang harus kita ketahui dalam jika ingin menjadi master of English. Namun sering kita tidak bias membedakan satu tene dengan lainnya dalam penggunaannya. Berikut saya tuliskan salah satu cara yang bisa membedakan tenses tersebut. Untuk tulisan kali ini saya suguhkan perbedaan antara simple present dengan present continuous tense. Tulisan ini saya dapat dari salah satu blog yang kebetulan saya tidak ingat nama blog tersebut. Buat yang merasa menulisnya dan saya angkat dalam blog ini saya ucapkan terima kasih.
Pattern of simple present tense
Verbal : S+ V1 (s/es)+O
Nominal : S+am/is/are+Complement
Pattern of present continuous tense
Verbal : S+ to be Ving+O
Nominal : S+am/is/are+Complement
Contoh:
She reads a novel.
VS
She is reading a novel
She reads a novel: bertujuan menginformasikan pelaku (she) suka membaca novel. When this sentence is produced, tidak berarti pelaku (She) sedang membaca novel. Kita bisa bayangkan bahwa “SHE” bisa saja sedang makan, tidur, atau up date face book. Intinya kalmiat ini hanya menginformasikan bahwa “She reads a novel.” (Dia (suka) membaca novel bukan Dia (saat kalimat ini diucapkan) sedang membaca novel). Berbeda dengan :
She is reading a novel.
Kita bisa langsung bayangkan bahwa when this sentence is produced, si pelaku (SHE) benar-benar sedang membaca novel, bukan sedang makan, tidur, atau on line di internet.
Jadi present continuous menggambarkan/ menceritakan aktivitas yang (saat itu) sedang dilakukan si pelaku. Sedangkan simple present hanya menginformasikan si pelaku.
Contoh lain:
You are reading a writing on my blog.
Artinya saat ini aktivitas anda memang sedang membaca tulisan dalam blog saya
You read a writing on my blog
Artinya saat ini anda tidak sedang membaca tulisan dalam blog saya.
Begitulah kira-kira perbedaannya…….
Selamat berselancar di samudra maya…..

Simple Present VS Simple Past

Apa perbedaan Simple present dan Simple Past?
Pertanyaan itu tidak akan saya jawab dengan penjelasan detail (teoritis). Saya disini akan mencoba menggambarkan lewat sebuah dialog saja. Mungkin akan sedikit lebih mudah dipahami.
Cerita 1
X: you look beautiful my lady….
Y: thank you so much my handsome man….
Tahukah anda kenapa Ms Y menjawab “thank you so much my handsome man”? karena Ms. Y tahu betul bahwa kekasihnya Mr X sedang memujinya. Itu terlihat pada kalimat “you look beautiful”. Penggunaan look (V1) menunjukan makna sekarang. Artinya saat itu dia memang terlihat cantik. Namun jawaban Ms Y bisa berubah jika Mr X berkata seperti pada dialog berikut:
X: you looked beautiful my lady….
Y: fuck you very much!!!!
Ms Y menjawab “f** you very much” karena dia juga tahu betul bahwa mr X tidak sedang memujinya. Itu terlihat pada kalimat Mr X yang berbunyi “you looked beautiful”. Looked adalah V2 atau Past form yang artinya lampau. Jika kita artikan secara bebas kalimat Mr X yang kedua menjadi:
Kamu nampak cantik my lady (tapi cantiknya kemarin atau dulu)
meskipun tidak ada kata yang bermakna kemari atau dulu, penggunaan V2 pada kalimat diatas sudah secara langsung bermakna lampau.
Maka wajar saja jika jawaban Ms Y nampak kasar……




Selamat berselancar………

WH-QUESTION

Bagaimana membuat kalimat Tanya informatif?
Perhatikan kalimat berikut:
1. They ate fried chicken yesterday. (mereka makan ayam goreng kemarin)
2. Did they eat fried chicken yesterday? (Apakah mereka makan ayam goreng kemarin?)
Kalimat (2) merupakan bentuk Yes/No Question. Bagaimana jika kita ingin bertanya “Kapan mereka makan ayam goreng?”. Kita cukup menambahkan kata ‘when’ (kapan) diawal kalimat Yes/No Question diatas (2). Maka bentuk kalimat Tanya tersebut menjadi:
3. When did they eat fried chicken?
Lalu, bagaimana bila kita ingin bertanya “Apa yang dia makan kemarin?”. Kalimat tersebut berarti menanyakan objek dari kalimat (1). Maka kita cukup menambahkan kata ‘what’ (apa) diawal kalimat (2). Bentuk kalimat Tanya tersebut menjadi:
4. What did they eat yesterday?
Selanjutnya, bagaimana jika kita ingin menanyakan aktifitas yang dilakukan they/mereka pada kalimat (1). Misalkan: “apa yang dilakukan mereka kemarin?” maka ada dua langkah:
a. Tambahkan kata ‘what’ diawal kalimat (2)
b. Ganti kata eat (kalimat (2)) dengan kata ‘do’
5. What did they do yesterday?
Bagaimana dengan kalimat Tanya berikut:
6. Who ate fried chicken yesterday? (Siapa yang makan ayam goreng kemarin?)
Ada pengecualian untuk menanyakan subject atau pelaku. Kita tidak lagi membutuhkan ‘did’ setelah kata ‘who’.
Mudah bukan??????????????????
Selamat berselancar disamudra maya………………………..

QUESTION

Bagaimanakah cara membuat kalimat Tanya dalam bahasa inggris?
Perhatikan kalimat berikut:
1. She is your friend. (Dia (pr) temanku)
2. Is she your friend? (Apakah dia temanku)
Kalimat (1) diatas merupakan kalimat pernyataan. Kalimat (2) merupakan kalimat Tanya. Pembentukannya cukup memindahposisikan is (to be/predikat) dan She (subject).
Perhatikan kalimat berikut:
3. They were diligent. (mereka rajin)
4. Were they diligent? (Apakah mereka rajin?)
Kalimat (3) merupakan kalimat pernyataan. Kalimat (4) merupakan kalimat Tanya. Pembentukannya sama dengan kalimat (2) diatas.
Perhatikan lagi kalimat berikut:
5. They eat breakfast every day. (Mereka sarapan pagi setiap hari)
6. Do they eat breakfast every day? (Apakah mereka sarapan pagi setiap hari?)
Kalimat (6) merupakan bentuk kalimat Tanya dari pernyataan (5). Ada penambahan do ( to do) diawalnya untuk membentuk kalimat Tanya. Perhatikan juga kalimat berikut:
7. He eats breakfast every day. (He sarapan pagi setiap hari)
8. Does He eat breakfast every day? (Apakah He sarapan pagi etiap hari?)
Pembentukan kalimat Tanya (8) sama dengan kalimat tanya (6). Hanya ada perbedaan pada bentuk to do-nya. Anda tahu kenapa? Coba perhatikan kata yang dicetak tebal (No. 5-8). Jika predikatnya V1 tanpa s/es (5) maka to do yang digunakan adalah ‘do’. Namun, jika predikatnya V1 plus s/es maka to do yang digunakan adalah ‘does’. Perhatikan kalimat (8)! Ketika ‘does’ muncul maka ‘s’ pada (eats) dihilangkan.
Selanjutnya perhatikan kalimat berikut:
9. We have eaten breakfast. (Kami sudah sarapan pagi)
10. Have we eaten breakfast? (Sudahkah kita sarapan pagi?)
Satu lagi perbedaan pembentukan kalimat Tanya. Jika dalam statement (9) sudah terkandung auxiliary verb seperti (have) maka pembentukannya mengikuti pola kalimat tanya (2) dan (4). Subjek dan auxiliary verb dipindah posisikan.
Ohya, istilah Kalimat-kalimat Tanya diatas dikenal dengan Yes/no-Question. Mudah bukan?????????????
Coba bentuk kalimat berikut kedalam kalimat Yes/No-Question. Jika jawaban anda benar semua, maka tersenyumlah….. ^_^
1. Ali speaks English.
2. Ali has spoken English.
3. Ali spoke English.
4. Ali can speak English.
5. Ali is speaking English.
6. Ali will have spoken English?

Note:
Auxiliary verb:
1. Modal: will, can, shall, would, could, must, dll
2. Primary auxiliary
a. To do: do, does, did
b. To be: be, am, is, are, was, were, been,
c. To have: have, has, had
Jika dibelakang ketiga primary auxiliary tersebut tidak ada verb, maka mereka menjadi ordinary verb. Contoh:
a. Ali does his homework. (Ali mengerjakan PRnya)
b. Does Ali do his homework? (Apakah Ali mengerjakan PRnya?)
Does dalam kalimat (a) merupakan ordinary. Bandingkan dengan kalimat berikut:
c. Ali does not do his homework. (Ali tidak mengerjakan PRnya)
d. Does Ali not do his homework? (Apakah Ali tidak mengerjakan PRnya?)
Does dalam kalimat (c) merupakan auxiliary karena kemunculannya untuk menegatifkan kaalimat tersebut (memunculknan kata ‘not’).

Apa itu Ordinary verb dan Auxiliary verb?

Dua hal diatas sangat penting dalam mempelajari bahasa inggris. Terutama jika anda membaca blog ini. Karena semua materi grammar berkaitan dengan dua hal tersebut. Untuk lebih mudahnya, perhatikan kalimat berikut:
1. She is my friend. (Dia temanku)
2. She speaks English. (Dia berbicara bahasa inggris)
3. She is speaking English. (Dia sedang berbicara bahasa ingris)
‘is’ dalam Kalimat (1) adalah ordinary verb. ‘speaks’ dalam kalimat (2) adalah ordinary verb. ‘speaking’ dalam kalimat (3) adalah ordinary verb.
Perhatikan kalimat berikut:
4. Ali wrote a novel. (Ali menulis sebuah novel)
5. Ali does not write a novel. (Ali tidak menulis sebuah novel)
6. Sodik has written three novels. (Sodik telah menulis tiga buah novel)
Kalimat (4) mempunya ordinary verb berupa ‘wrote’ namun tidak punya auxiliary. Kalimat (5) mempunyai ordinary verb ‘write’ dan punya auxiliary verb berupa ‘does’. Sedangkan kalimat (6) mempunyai ordinary verb ‘written’ dan mempunyai auxi berupa ‘has’.
Bagaimana cara membedakan ordinary verb (selanjutnya disebut ordi) dan auxiliary verb (selanjutnya disebut auxi) dalam kalimat?
Acuannya:
a. Setiap kalimat pasti punya satu ordi tapi belum tentu punya auxi. Contoh (1), (2) dan (4)
b. Ordi merupakan verb paling ahir dari rangkaian verb dalam kalimat. Contoh (3), (5) dan (6)
c. Auxi bisa muncul lebih dari satu dalam kalimat. Contoh:
Sodik will have written three novels. ‘
Will’ dan ‘have’ merupakan auxi dalam kalimat tersebut.
Kenapa dalam kalimat harus ada auxi dan ordi verb? Kita jawab di tulisan selanjutnya saja…………………..

FALSAFAH AGAMA

 Falsafah : Yunani : Philein (cinta), Sophos (hikamh)

Arab : falsafah dan filsaf ( masdar : falsafa )

Indonesia : gabungan Arab ( safah ) dan Yunani ( fil )


 Definisi :

 pengetahuan tentang hikmah
 pengetahuan tentang prinsip / dasar
 mencari kebenaran
 menbahas dasar-dasar apa yang dibahas

Intisari falsafat : berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma, dan agama) dan dengan sedalam-salamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.


Falsafah agama : berfikir tentang dasar-dasar agama menurut logika dan bebas.

a). membahas dasar2 agama secara analitis dan kritistanpa terikat pada ajaran agama dan tanpa tujuan untuk menyatakan kebenaran suatu agam

b). membahas dasar2 agama secara analitis dan kritis dengan maksud menyatakan kebenaran ajaran agama / sekurang2nya menjelaskan bahwa apa yg diajarkan tidaklah mustahil dan tidak bertentangan dengan logika.

PERBEDAAN FALSAFAH AGAMA DG TEOLOGI



Falsafah agama :

o falsafah agama tidak membahas dasar2 agama tertentu tetapi dasar2 agam pada umunya
o falsafh agama ( arti b ) tidak terikat pada dasar2 agama, falsafah agama bermaksud menyatakan kebenaran/ketidakbenaran agama dasar2 itu


Teologi :

o teologi membahas dasar2 agama tertentu ( teologi islam, kristen, tahudi, dsb )
o teologi menerima kebenaran ajaran agama itusudah sebagai suatu kebenaran, tidak memikirkan lafi apa itu benar/tidak. Teologi hanya bermaksud memberikan penjelasan tentang dasar2 itu.


 Dalam teologi terdapat 2 aliran :

 teologi tradisional : yang tersebut dalam point ke-2 ( teologi )
 teologi liberal : terdapat terutama dlm kalangan protestan dan yahudi membahas dasar2 agama yg bersangkutan scr liberal, kritis, dan analitis.

Teologi liberal yg extreme ada persamaan dg falsafah agama yakni : membahas dasar2 agama scr kritis tanpa terikat pendapat mesti benarnya dasar2 itu. Perbedaannya teologi lebih spesifik ( agama ttt ).

 teologi natural : tdk berdasar pd wahyu, ttp pd pendapat akal ( tambahan )

Perbedaan falsafah agam dg teologi natural : FS membahas kebenaran dasar2 agama, sedang teologi tdk ttp mewujudkan kebenaran dan hub. Manusia dg Tuhan scr akal.

EPISTEMOLOGI

 Epistemologi : pengetahuan. Epistemologi adalah ilmu yang membahas :
1. apa itu pengetahuan
2. bagaimana cara memperolehnya

Pengetahuan pada hakekatnya : keadaan mental ( mental state ). Mengetahui sst : menyusun pendapat ttg sst ( menyusun gambaran dlm akal ttg fakta diluar akal )


Ada 2 teori ttg hakekat pengetahuan :

a. realisme ( mempunyai pandangan yg realistis ttg dunia ini ) : gambaran yg sebenarnya ttg apa yg ada di alam nyata ( dr fakta/hakekat ). Realisme berpendapat bhw pengetahuan adl benar dan tepat sesuai dg kenyataan.

b. Idealisme ( berpendapat bhw mpy gambaran yg tepat dan sesuai dg kenyataan adl mustahil ) : proses2 mentlal/psikologis dan ini bisa bersifat sujektif. Pengetahuan hanya gambaran subjetif ( dr sudut pandang ) yg mengetahui bukan objektif ttg kenyataan


Ada 2 pula teori ttg jalan memperoleh pengetahuan ;

a. Empirisme : diperoleh dg panca indera

b. Rasionalisme : diperoleh dg perantaraan akal. Akal yg menghubungkan satu panca indera dg yg lain.

Dari ke- 4 teori tsb tersusun teori berikut :

a. Realisme empiris : pengetahuan diperoleh dg perantaraan panca indera dan mrp kopi yg sebenarnya ttg fakta yg ada diluar akal.

b. Idealisme empiris : pengetahuan diperoleh dg panca indera ttp tdk memberikan gambaran yg sebenarnya ttg hakekat. Pengetahuan ttg apa yg benar tdk mungkin diperoleh.

c. Idealisme rasional : pengetahuan diperoleh dg perantaraan akal dan penca indera ttp tdk memberikan gambaran yg sebenarnya ttg hakekat. Yg dpt diperoleh hanya wujud bkn hakekatnya.

d. Realisme rasional : pengetahuan diperoleh dg akal dan panca indera. Dan hasil yang diperoleh mrp kopi yg sebenarnya ttg hakekat. Namun bukan kebenaran mutlak hanya mendekati hakekat itu. Teori inilah yg dipkai dlm bidang ilmiah.

Kesimpulan :
semua teori diatas tidak membawa kepada pengetahuan yg benar2 memberi keyakinan bahwa apa yg diketahui adalah betul2 sesuai dg fakta yg ada dalam kenyataan. Pengetahuan tentang alam materi, walaupun pengetahuan itu deberikan secara ilmiah, belumlah tentu dan pasti kebenarannya. Kebanyakan masih bisa diragukan. Oleh karena itu banyak filsof yang masih bersikap skeptis, ragu2 bahwa kebenaran sebenarnya akan dapa diketahui manusia, seperti Hume, descartes dll. Juga Al-Ghozali, baginya akal tidak membawa kepada keyakinan. Al-Ghazali lebih percaya kepada qalb yg dapat sampai ke ma’rifat dalam faham tasawwuf.

DOUBLE STANDARD

People can not be separated from conflicts. People live as conflict lives. There must be a conflict wherever and whenever people live. The base cause of conflict is double standard application I think. It means that people give different appraisal which lean beneficial themselves to the others. Double standard can be fanaticism and misunderstanding.
Fanaticism is the way of believing doctrine strongly without paying attention the rightness of the other doctrines. Or we can say that the doctrine we has is the only one that is true in the world. Believing in doctrine, ideology, or something copiously make us feel that the other doctrines are wrong. As consequence double standard will de in our mind.
The second one which makes cause double standard is lack of understanding. Understanding some one‘s behavior, thought, etc. is important for you. Do not think that he/she does mistake on purpose to you. It may be caused of something unpredictable when he/she do it but you do not care as you do not know the fact, the real fact.
As the result of those two double standards, there are two effects that we should pay attention more to solve them, which are conflict and misunderstanding?
Conflict will be between two men if there is no mutual understanding one another. Like double standard, conflict can be caused by the fanaticism. As I told you before, we can not avoid the conflict if there is fanaticism inside our mind. Fanaticism always influences us in giving appraisal.
The second effect of double standard is misunderstanding. The cause of misunderstanding is lack of understanding. People who do not know well any doctrine will give negative appraisal when it is different with their doctrine. Considering that there is no right doctrine except what we have could create double standard. And as the result misunderstanding and conflict can not be avoided.
In conclusion, we must remember that we can not live without conflict. It can not be avoided as it is one of life elements. But we can solve it if there is no double standard applied in our lives.

Akal praktis dan akal teoritis

Jiwa manusia, yang mempunyai hanya satu daya, yaitu berfikir yang disebut akal. Akal terbagi dua:
a. Akal praktis, yang menerima arti-arti yang berasal dari materi melalui indra pengingat yang ada dalam jiwa binatang.
b. Akal teoritis, yang menangkap arti-arti murni, yang tak pernah ada dalam materi seperti Tuhan, roh dan malaikat.
Akal praktis memusatkan perhatian kepada alam materi, sedang akal teoritis kepada alam metafisik. Dalam diri manusia terdapat tiga macam jiwa ini, dan jelas bahwa yang terpenting diantaranya adalah jiwa berfikir manusia yang disebut akal itu. Akal praktis, kalau terpengaruh oleh materi, tidak meneruskan arti-arti, yang diterimanya dari indra pengingat dalam jiwa binatang, ke akal teoritis. Tetapi kalau ia teruskan akal teoritis akan berkembang dengan baik.
Akal teoritis mempunyai empat tingkatan :
I. Akal potensial dalam arti akal yang mempunyai potensi untuk rnenangkap arti-arti murni.
2. Akal bakat, yang telah mulai dapat rnenangkap arti-arti murni.
3. Akal aktual, yang telah mudah dan lebih banyak rnenangkap arti- arti murni.
4. Akal perolehan yang telah sernpurna kesanggupannya menangkap arti-arti murni.
Akal tingkat keempat inilah yang tertinggi dan memiliki filosof-filosof. Akal inilah yang dapat menangkap arti-arti murni yang dipancarkan Tuhan melalui Akal X ke Bumi.
Sifat seseorang banyak bergantung pada jiwa mana dari tiga yang tersebut di atas berpengaruh pada dirinya. Jika jiwa tumbuh-tumbuhan dan binatang yang berpengaruh, orang itu dekat menyerupai binatang. Tetapi jika jiwa manusia yang berpengaruh terhadap dirinya maka ia dekat menyerupai malaikat. Dan dalam hal ini akal praktis mempunyai malaikat. Akal inilah yang mengontrol badan manusia, sehingga hawa nafsu yang terdapat di dalamnya tidak menjadi halangan bagi akal praktis untuk membawa manusia kepada kesempurnaan.
Setelah tubuh manusia mati, yang akan tinggal menghadapi perhitungan di depan Tuhan adalah jiwa manusia. Jiwa tumbuh-tumbuhan dan jiwa binatang akan lenyap dengan hancurnya tubuh kembali menjadi tanah.

jadilah orang gila

“Orang baik itu seperti apa, yah?” Tanya anakku. Aku sedikit kaget dengan pertanyaan itu. Terdengar lugu namun sulit untuk dijawab.
“orang baik itu ….”aku coba berpikir sambil melayangkan kedua mataku ke arah yang tak jelas.
“orang baik itu orang yang tidak jahat”.
“orang yang tidak jahat itu seperti apa?”
“orang yang tidak jahat itu orang yang tidak pernah berbuat dosa.”
“jadi orang baik itu orang yang tidak pernah berbuat dosa?’
“ya, tapi sulit untuk kau temukan. Dunia ini sudah tidak lagi memberi tempat bagi mereka.”
“kenapa?”
“karena orang-orang jahat membeli semua tanah yang ada dibumi untuk mereka.
untuk kawan-kawan mereka, dan untuk anak cucu mereka. untuk kejahatan mereka sekarang, nanti, besok, dan besoknya lagi.”
“kenapa mereka membeli semua tanah dibumi?”
“karena mereka ingin menjadi penguasa bumi. Karena mereka ingin menyingkirkan mereka yang baik. Melenyapkan mereka yang tidak mau menjadi teman mereka berbuat jahat.”
“kenapa mereka berbuat jahat”
Aku tidak menjawab pertanyaan dia yang terahir karena bus yang kami tunggu sudah datang. Aku takut telat pulang kerumah dan banyak piring dan gelas lagi yang pecah gara-gara isitriku marah-marah. Dia memang berubah. Tidak seperti dulu waktu muda. Aku pikir aku akan bahagia ketika aku memutuskan untuk menikahinya lima tahun yang lalu.
“aku cinta kamu Mar.” ucapku disebuah taman bunga dekat kampus. Aku sengaja memilih tempat itu karena aku pikir momen berharga ini harus benar-benar perfect dan romantis. Karena ini adalah untuk pertama dan terahir kalinya aku mengucapkan kata cinta pada wanita.
Ide itu aku dapat dari sebuah sinetron yang aku lihat ketika melweati sebuah rumah kecil dikampung. Aku heran sekali dengan apa yang ku lihat dirumah yang kecil itu. Begitu banyak orang yang berebutan masuk untuk menonoton sinetron favorit mereka. tapi aku segera tersadar. Maklum dikampungku baru ada satu rumah yang punya TV jadi tidak aneh kalau mereka berebutan untuk menonton.
Dan setelahnya dua bulan dari ungkapan cintaku pada Marni sebuah rumah tangga telah terjalin diantara kami. Aku menikahinya dengan modal uang yang aku dapat dari penjualan sapi ayahku satu-satunya.
Awalnya rumah tangga kami memang indah. Tapi seiring berjalannya waktu borokku dan juga istriku terbuka satu demi satu. Istriku suka sekali melempar semua barang didekatnya kalau sudah marah. Aku hanya diam. Menunduk sambil mendengarkan ocehannya yang tidak karuan. Tak jarang piaraan tetangga keluar dari mulutnya. Anjing, wedus, dan sebagainya ia tumpahkan seolah sudah ia pendam beribu-ribu tahun lamanya dari dalam perutnya.
“ayah, aku ingin jadi orang baik?’ anakku kembali bertanya setelah aku mendapat tempat duduk dipojok belakang dekat pintu.
“jangan, nak. Jadi orang baik itu susah, payah, dan serba salah. Kamu bakal tidak punya teman tapi banyak lawan. Kamu tidak akan punya tempat tinggal. Kamu tidak akan punya duit karena semua perusahaan hanya membutuhkan orang jahat”.
“kenapa?’
“karena seperti yang ayah bilang, semua tanah sudah dibeli oleh orang-orang jahat. Jadi kamu tidak akan punya tanah untuk membangun rumah. Semua lapangan pekerjaan juga sudah mereka kuasai jadi sulit bagimu untuk mendapat pekerjaan.”
“tapi aku pingin jadi orang baik biar masuk surga.”
“surga itu tidak ada, nak. Surga hanya hayalan orang miskin agar bisa bahagia tanpa harus mengeluarkan uang. Surga hanya omong kosong para ustad, guru ngaji, pendeta, pastur agar kamu mau mematuhi agama mereka dan mereka akan bangga karena sudah mengajak kamu ke masjid, mushola, gereja, dan sebagainya. Surga hanya omong kosong para pejabat, kepala desa, lurah, camat, menteri, presiden, anggota DPR agar kamu tidak lagi menghiraukan kenikmatan dunia dan akhirnya mereka bisa menguasai dunia ini. Surga yang mereka bilang ada di ahirat itu tidak ada. Surga yang sebenarnya adalah dunia ini.
“terus, aku jadi apa?”
“kamu tidak usah pusing, nak. Kamu tidak perlu jadi orang baik karena itu hanya sia-sia belaka. Dijaman sekarang ini tidak ada lagi tempat buat orang baik. Dan orang jahat pun sudah banyak.
“terus, aku harus jadi apa kalau aku besar?’
“jadilah orang gila, nak. Karena dunia ini sudah menjadi gila. Jaman ini sudah menjadi gila. Maka kamu juga harus jadi gila biar kamu bisa hidup dan menikmati surga dunia ini.
Bus yang kami tumpangi berhenti. Didepan ada seorang nenek tua membawa karung besar menghentikan bus. Entah apa isinya. Yang jelas karung itu dihargai dua kali harga tiket penumpang dewasa. Kernetnya bilang harga itu sebagai ganti karung besarnya yang banyak memakan tempat didalam bus.

Senin, 02 November 2009

cara praktis mengerti rumus tense

tidak ada yang susah dalam mempelajajri tense. kita hanya terlalu berpatokan pada pembagian waktu di negara kita yakni indonesia. inilah inti permasalahannya. kita hanya mengenal hari ini, kemarin dan esok tapi bahasa inggris mengenal jauh lebih banyak dari itu. tapi sekarang anda tidak perlu khawatir karena ada cara praktis mengerti rumus tense hanya dengan melihat nama tenses ttersebut. berikut caranya....
tiap nama dalam tense punya karakteristik atau ciri. ciri itulah yang membentuk rumus tense. semua tense (yang berjumlah 16) terdiri dan atau tergabung dari lima nama berikut: present,past, prefect, continuous, future. kelima nama tersebut punya ciri-ciri amsing-masing.
present: (dibaca;punya ciri) V1
past: V2
perfect: have V3
cintinuous: Be Ving
future: will Bi (bare infinitive/V1 murni tanpa s/es)
jika kita ingin tahu rumus dari simple present tense maka caranya:
1. masukan ciri dari present (V1)
2. masukan ciri simple

karena kata 'simple' tidak punya ciri maka hanya ada 1 ciri dari simple present tense yakni V1. dengan demikian rumus simple present tense adalah
S+V1+O
jika kita ingin mencari rumus present continuous, maka caranya:
1. masukan ciri present: V1
2. masukan ciri contonuous: Be Ving
3. gabungkn kedua ciri tersebut menjadi:

V1
Be+ Ving

(penulisan seperti diatas tidak boleh salah c/:
V1
be Ving
jika dijumlahkan menjadi:
V1 Be Ving atau S+V1 Be Ving+O)

Be (berada dibawah V1) artinya be atau to be harus dalam bentuk v1 yakni am,is,are. maka rumus present continuous tense adalah
S+ am,is,are Ving+O

selamat mencoba lainnya

perkenalan

saya tidak akan berkata panjang-panjang, karena kasihan ibu-ibu. saya juga tidak akan berkata lebar-lebar karena kasihan bapak-bapak. cukup bismillah saja....